Update detail cerita dari
viewtopic.php?p=201593#p201593...
sekitar setahunan yang lalu memutuskan untuk pasang keong di mobil ini. besar faktor pengaruhnya adalah murni dari rasa penasaran dan t(n)ekat yang besar.
Setelah berulangkali beli-jual keong, akhirnya diputuskan pakai keong kecil saja. Pertimbangannya adalah faktor cuma buat gaya aja, internal mesin yang masih standar, pemakaian harian, minim turbo-lag dan pada saat itu harapannya masih bisa menggunakan bahan bakar oktan rendah. Pilihan jatuh ke keong garrett M24 AR.48, yang sepertinya bekas dari nissan 180SX.
Intercooler alhamdulillah dapat second dalam kondisi yang super baik, dengan harga yang bersahabat. Yang paling penting, bisa disembunyikan di balik bumper tanpa kelihatan. hehehe..
Pipa-pipa yang dipakai untuk jalurnya murni kreasi anak bangsa (kustom). Karena ruang yang sempit dan saya ingin mempertahankan fungsi AC dan PS, jadinya waktu pemasangan pipa nya muter muter kemanamana, membuat pemasangannya terkesan berantakan
.
Proses tuning saya kerjakan sendiri, dan memakan waktu yang lama. Niatnya adalah sambil belajar. Pertamakali turbo terpasang masih dengan piston flat dan kompresi tuinggi... Kalau lihat settingan waktu mesin ini kadang senyum sendiri, soalnya posisi ignition nya harus sampai retard maksimal.. Bener2 mundurr... Tapi alhamdulillah, konsumsi bensin ternyata gak seboros yang saya bayangkan. Sempat dibawa ke gathnas semarang dengan konsumsi bensin 1:16, dan pulang dengan aman, walo sempet ngebul, mungkin karena keiritan...
Boost nya memang cuma kecil. berkisar antara 0,5-0,8 bar.
Selama beberapa saat menggunakan mesin dengan kompresi tinggi dan di induksi memang asik, sampai di suatu pagi tiba2 mesin bergetar dan gak mau stasioner. Ternyata kruk as nya patah. Untungnya patahnya di bagian bandul di ujung, disisi puli. jadi gak merembet ke manamana. Sekalian mesin diturunkan untuk ganti kruk as, piston juga saya ganti supaya kompresi bisa turun. walaupun piston pengganti gak cekung2 banget, lumayan untuk mengurangi kompresi.
Alhamdulillah, mesin naik tanpa masalah. Selang beberapa hari, ternyata dari tensioner timing belt bermasalah, gak bisa dikencengin alias dol. di drat ulang gak mempan. di kasih drat baja patah. akhirnya bongkar mesin lagi, buat nutup dan ngelas dudukan tensioner, biar kuat.
naik turun mesin kok kaya minum obat...
Terakhir sekarang sudah berjalan semestinya, dan boost hanya di mainkan di kisaran 4-6 psi saja. gak sampai 0,5 bar. di eman eman dulu biar mesinnya gak cepet rusak... hehehe... kan pasang keong cuma buat gaya aja... bukan buat kenceng-kencengan.
hahah, ceritanya lanjut lagi kapan2...